Rabu, 07 November 2012

Cerpen - Pekanan FLP Cianjur



Genre  : Cerita Pendek
Tema   : Aku, FLP dan Dakwah Kepenulisan
Karya  :
Yeppo

IZINKAN AKU UNTUK MENULISKAN SEBUAH KATA 

            “Farra !! tunggu !!” sapa orang dibelakangku dan ternyata itu adalah Nayla sahabatku.
            “Yap Nay belum pulang?” jawabku diiringi dengan senyuman
            “Sore ini ada kumpulan anak-anak Literat, ikut yuk?”
            Mwo !!, jeongmal? (dibaca : apa!! benarkah?) aku anak science mana mungkin aku diizinkan untuk ikut?”
            “Hei apa kau bodoh? Tak akan ada yang mengenalimu Farra sayang” dia setengah berbisik di telingaku “ingat, ini adalah kesempatan untukmu belajar sastra, bukankah kau senang menulis?” senyum liciknya mengembang
            Berfikir sejenak, menerawang dan “Yap aku memang ingin menjadi penulis, baik aku akan ikut” senyumku melebar dan kami pun berjabat tangan. Ada sesuatu yang kurasakan, rasa takut dan ragu namun kuyakinkan agar aku ikut perkumpulan anak-anak sastra itu. Mungkin dengan mengikutinya aku akan ada tambahan ilmu kesastraan.
            Aku Farra, FARRA RAHMAWATI, mahasiswi salahsatu Perguruan Tinggi Negeri di Bandung. Hobiku memang menulis namun entahlah mengapa aku memilih kelas Science tepatnya Fisika sebagai studiku. Aneh memang. Keseharianku normal, seperti biasanya aku berangkat kuliah pagi hingga siang hari. Aku duduk di semester awal. Masa transisi di awal kuliah adalah masa-masa sulit, dimana aku melepas masa SMA-ku dan mulai meraih masa-masa baru.  Aku dan Nayla adalah sahabat dekat, sebenarnya kami berasal dari Cianjur, hobi kami memang sama yaitu dibidang tulis menulis namun dia duduk di kelas Sastra Inggris, sangat berbeda denganku. Di sore itu aku memutuskan untuk mengikuti perkumpulan anak-anak Literat, disana adalah perkumpulan anak-anak sastra baik itu sastra Indonesia, Inggris, Jerman maupun Jepang. Tentunya ada semua mahasiswa dan mahasiswi semua semester disana. Ragu memang, ada rasa khawatir takut ketahuan tapi tenang saja kan ada Nayla, dia sahabat yang akan membelaku, menemaniku dan menjagaku, hehe.
            “Ayolah Farra, cepetan dikit napa, udah jam 4 nih ayo . .” ucap Nayla sembari menarik pergelangan tanganku
            “Tunggu Nay sakit tauk! Sudahlah itu hanya sebuah perkumpulan bukan? Terlambat adalah hal yang wajar”
            “Aduh, aku gak mau telat pokoknya ayo cepetan!” kali ini Nayla benar-benar serius, raut mukanya berbeda. Segera aku mempercepat langkah kakiku
            Akhirnya kami sampai pada perkumpulan ini, memang benar ini adalah perkumpulan anak-anak yang handal dalam berkarya sastra. Tempatnya hanya di sebuah taman, namun taman disini memang nyaman, kami duduk-duduk dibawah pohon rindang. Aku mendapatkan pengalaman baru disini. Ada yang beradu bakat dalam acting drama, musikalisasi puisi, sampai ada yang belajar ber-orasi. Wow aku sangat takjub, materi yang disajikan begitu menarik dan interaktif. Benar apa kata Nayla, terlambat memang berlaku pada momen lain namun rugi jika pada momen seperti ini. Setelah selesai kami berdua pulang ke kost-an. Kami satu kost-an alias satu kamar, maklum untuk meminimalisir anggaran. Kami pulang sebelum adzan maghrib berkumandang. Segera kami menunaikan shalat maghrib berjamaah dan tilawah beberapa ayat. Dilanjutkan dengan acara masing-masing. Nayla memutuskan untuk belajar, berkutat dengan buku pegangan Inggrisnya, esok hari akan ada presentasi tugas katanya. Sedangkan aku, aku hanya mengambil sebuah Notebook, kuletakan diatas pahaku dan mulai bernostalgia menuliskan semua yang kurasakan pada sebuah tulisan. Kelak aku akan menjadi penulis tapi aku malas menyerahkan atau mengirimkan tulisanku kepada media, padahal sahabatku Nayla sudah berkali-kali tulisannya dimuat di media jurnalistik, tentunya dengan kemahiran mengolah kosakata Inggrisnya, benar-benar  menakjubkan! Satu anugerah terindah dalam hidupku, Allah mempertemukanku dengan sahabat seperti Nayla yang rendah hati, bersahabat dan tentunya mahir berkarya.
            Keesokan harinya seperti biasa kami berangkat bersama. Kami menuju kelas masing-masing.
            “Farr aku duluan ya? Hwaiting!!!” tiba-tiba dia mengucapkan salahsatu kosakata bahas Korea, keningku mengkerut tapi senyumku melebar. Tak kusangka dia tahu sedikit kosakata Bahasa Korea, bahasa yang sedang kupelajari sekarang.
            Nde, hwaiting!!! Jeongmal gomawo . . Josimae ! (baca : hati-hati!)” kami berpisah menuju kelas masing-masing
            Aku mengikuti kelas dengan baik, mata kuliah hari ini adalah Pengantar Fisika, dosen yang sangat aku suka dan banggakan. Bagaimana tidak, beliau mengajar dengan sangat baik, tak hanya teori yang dijabarkan melainkan praktek. Aku mengenal dunia science tak hanya berdasarkan teori saja namun dengan secara langsung. Seusai kelas Pengantar Fisika dilanjut dengan mata kuliah umum Bahasa Indonesia. Kali ini bukan hanya suka, aku malah antusias mengikutinya. Waktu semakin berlalu, saatnya jam pulang. Aku mengirim pesan singkat pada Nayla agar kita pulang bersama. Aku menunggu di emperan Mesjid Kampus kami. Kutunaikan terlebih dahulu shalat dzuhur. Hampir setengah jam aku menunggu Nayla dan akhirnya muncul juga. Dengan tergopoh-gopoh dia bergegas menghampiriku.
            I’m sorry my sweety friend cause u must wait me long time . .” nafasnya tersendak-sendak, segera ia membuka kemasan air mineral yang dibawanya dan langsung menenggak air tersebut.
            Gwenchanaeyo . . “ jawabku singkat
            By any chance, do u have a lunch? Lets we go to lunch together . . aku traktir ya . .” dia merayuku dan menarik-narik lenganku
            Wait, do u have to prayer this time?” mataku menerawang paras cantik sahabatku ini
            Done, shalat is number one!” tegasnya
            Aku dan Nayla akhirnya mencari sebuah warung nasi disekitar kampus, kami memesan nasi rames. Kami bercerita banyak tentang kuliah kami padahal sering sekali kami menceritakannya tetapi tak henti-hentinya itu menjadi bahasan pokok setiap perbincangan kami. Dimulai dari teman-teman baru kami, pengalaman belajar kami, semua tercurah dalam perbincangan siang itu. Seusai makan siang kami bergegas pulang, tak lupa kami membeli nasi bungkus untuk makan malam. Sesampai di kost-an kami langsung merebahkan di tempat tidur masing-masing. Seharian ini memang melelahkan, berjalan menyusuri kampus demi masuk kedalam kelas studi kami butuh perjuangan. Karena Kampusku memang luas dan semua ditempuh dengan jalan kaki.
            Malam hari kembali kepada kesibukan masing-masing, aku memutuskan untuk mendengarkan lagu-lagu berbahasa asing, kupilih lagu Korea.
Nae mal deureo jullae amu malgo haji malgo
Na sasireun neomuna buranhae naega eobsneun haru
Eotthoke gyeondilji jeongmal molla
Uri kkeuti aniraneunneungeol ara
Naega eobsneun binjarie honja apa uljineun ma
Nae mamsoge ojik neo ne mamsoge ojik na
Seoro dalmaganeun moseubi
Saeange ppajyeo itdaneun geot
Gateun haneul dareun geot urin jamsi tteoreojyeo
Jigeum I sungan yeongwonhi itji malgo gieokhae
. . . . . . . .
(Cho Kyuhyun – Ojik noe)
***
            Suatu siang aku tak pulang bersama dengan Nayla, ah entahlah anak itu pergi kemana. Pesan singkatku tak dibalas, teleponku tak kunjung dia angkat. Dia memang sangat sibuk, aktivitasnya banyak sekali. Dibanding dia, aku memang lebih minat berdiam diri, membaca buku, mengerjakan tugas tak terkecuali pun menulis. Sepulang nanti akan kutanyakan mengapa dia menghilang begitu saja, hmm Nayla  . . . .
            “Assalamu’alaikum . .” ada yang mengetok pintu kost-an
            “Ah itu pasti Nayla . .” segera kubuka pintu dan dugaanku tentu benar
            I’m sorry Farra, aku tak mengabarimu . .” dia langsung memelukku
            Anniyo, aku benar-benar marah arraseo???” kami sering beradu bahasa asing saat percakapan
            Please forgive me my sweety” matanya memelas
            “Kau tak membalas pesan singkatku, bahkan teleponku tak kau angkat pula. Hmm WAEYO? (baca : kenapa?) tatapannya kubalas dengan tatapan serius
            “Aku baru saja bergabung di FLP, kau tahu kan FLP itu apa? Bagaimana kalau kau ikut komunitas ini?”
            MWO ?, hmm . . .”
            Jebal (baca : please) . .
            Anni anni, berjanjilah padaku terlebih dahulu untuk selalu mengabariku disaat kau berada dalam kondisi apapun, eotthoke? (baca : bagaimana?)”
            I know, hmm OK! I’m promise, SO forgive me please . .
            Jeoseumnida . . kajja kita menjadi penulis!!! Fighting!!!
            Hwaiting!!!” senyum kami melebar, suasana mencair seketika
            Kini hari-hari tak kulewati seperti biasanya, biasanya aku hanya duduk-duduk berdiam diri saja, entah itu bernostalgia atau mengerjakan tugas, atau jalan-jalan, dan sebagainya, kali ini aku menyibukkan diri bersama Nayla di komunitas FLP cabang Bandung. Kini aku semakin bersemangat untuk menulis, ya meskipun kadangkala aku merasa malas. Hobiku memang menulis tetapi belum untuk memperlihatkannya pada orang lain. Namun begitu akan kucoba dunia baru ini, dunia penuh tantangan, dunia penuh warna. IZINKAN AKU UNTUK MENULISKAN SEBUAH KATA.

Sekian . . .

Tidak ada komentar: