Rabu, 25 April 2012

Cerpen - Chrysant Di Ujung Penantian


Hanya sebatas torehan pena ku kawand..

Entah darimana aku harus memulai cerita ini. Semua perasaan yang sedang ku alami, aku ungkapkan melalui goresan tinta ini. Kupersembahkan karyaku . . . . .

XII ipa1 itulah kelasku. Selama itu pula aku memperoleh teman-teman yang berasal dari berbagai daerah. SMAN 1 Bogor adalah SMA terfavorit. Aku beruntung bisa memasuki sekolah ini. Aku adalah seseorang yang biasa-biasa tetapi disini aku belajar berbagai hal. Apapun itulah yang terbaik. Aku mengikuti ekskul keagamaan. Kini aku menjadi senior. Aku memperoleh banyak teman di ekskul ini. Salah satunya Yoki. Awalnya aku tidak mengenalnya tetapi dia sendiri yang ingin berkenalan denganku.
“haii,, ni Sifa y?” begitu bunyi sms yang dia kirimkan padaku
“yupp,, muf ni cP y?” balasku singkat
Akhirnya kami berteman tetapi Yoki selalu menunjukan sikap yang aneh, misalnya dia selalu senyum bila bertemu denganku. Akh entahlah . . . .
Aku memiliki seorang teman, dia adalah Rini. Rini adalah sahabat lamaku. Sejak kecil kami selalu bersama. Alangkah senangnya.
Suatu hari Rini mengajakku untuk ke kelas ips1. Dia hendak bertemu temannya. Dan ketika kami bertemu dengannya, aku terkesima melihat sosok temannya itu. Dia seorang laki-laki, berpostur tubuh agak tinggi dari aku, berkulit agak putih dan wajahnya sungguh menarik hati. Ya ampun aku merasakan baru kali ini aku bertemu siswa setampan dirinya. Hatiku rasanya  bergejolak ingin mengenalnya lebih dekat, tetapi akh mungkin hanya perasaanku saja. Dan dia itu adalah Fachri teman dekat Yoki.
Suatu hari aku mendapat informasi dari temanku yang dulu pernah satu kelas dengan Yoki bahwa Yoki menyimpan perasaan padaku. Benarkah? Tanyaku dalam hati.
Tetapi aku mulai menyimpan perasaan terhadap Fachri. Lalu bagaimana dengan Yoki??
Pada suatu hari . . . .
Rini         :”Fa ada Yoki tuch diluar, katanya mau minta bantuan kamu buat ngerjain soal STAN…”
Sifa         :”Oh dia didepan kelas kita, makasih ya”
Aku pun keluar karena pada waktu itu sedang istirahat
Yoki        :”Eh Fa maaf ya ganggu, nih soal STAN’y , maaf ya jadi ngerepotin,, hmm…”
Sifa         :”Oh gpp koq,, hemm sendirian kesini’y?”
Yoki        :”Ngga dianterin ama Fachri. Tuh orangnya”
Ketika aku menoleh ke arah telunjuk Yoki yang mengarah ke Fachri, jantungku berdebar lebih kencang. Aku . . . . .
Fachri tersenyum padaku ketika aku menoleh kearahnya. Aku tak tahu apa maksudnya. Aku pun jadi kembali tersenyum malu padanya. Pemandangan ini menarik perhatian Yoki untuk berkata padaku “koq kamu senyum-senyum malu sich ama Fachri, jangan-jangan kamu suka ya ama dia??”
Aku tak bisa menjawabnya, aku hanya berlari ke kelas pura-pura tak menghiraukan kejadian tadi.
Sifa         :”Aduuh Rin Yoki nebak kalo aku suka ama Fachri. Apa iya??”
Rini         :”Ya kamu ada perasaan ga ama dia?”
Sifa         :”Tau akh gelap….”
Keesokan harinya aku dan Rini ketika pulang sekolah hanya duduk didepan kelas untuk menunggu jam les computer. Ketika itu pula Fachri datang. Rini menyapa dan mengajaknya mengobrol. Entah kenapa aku ingin selalu memandang wajahnya itu. Dan hanya beberapa detik kami saling bertatapan. Fachri segera berpaling dan pergi meninggalkan kami.
Rini         :” Eh Fa tahu ga? Baru kali ini Fachri diajak ngobrol ama aku sikapnya ga dingin banget”
Sifa         :” Masa sich? Mangnya waktu kelas 1 dia gimana?”
Rini         :” Dia cool banget Fa suerrr !!!!”
Sifa         :” Eh Rin perasaan tiap kali aku ketemu ama dia, dia suka natap ga jelas ma aku…”
Rini         :” Hah,, Fachri natap kamu? Maksudnya?
Sifa         :” Ga tau perasaan suka kayak gitu terus…”
Rini         :” Ya mungkin iseng aja kali..”
Sifa         :” Hmm….”
Beberapa hari kemudian, ketika aku didepan kantin sendiri aku merasa ada yang memperhatikanku. Feelingku berkata seperti itu. Dan ternyata dia Fachri. Saat aku menoleh padanya dia malah bergegas pergi. Aku tak terima mengapa dia seperti itu padaku. Aku segera mengejarnya, kutarik bahu kanannya.
Sifa         :” Ehm, maksud kamu apa ngeliatin aku kayak gitu?”
Fachri    :” Siapa yang ngeliatin kamu, biasa aja..”
Sifa         :” Tapi tadi kamu…….”
Belum sempat aku melanjutkan perkataanku, temannya memanggil dia untuk segera ke kelas. Kemudian dia berkata “hem duluan ya…” Fachri pergi dengan gaya cool’y. “hah sial! Dia udah keburu pergi lagi,, iih napa sih” pikirku dalam hati.
Sifa         :”Rin, Fachri aneh banget, dia suka merhatiin aku..”
Rini         :”Hah? Perasaan kamu aja kali, dia tuch jarang merhatiin cewek apalagi anak ekskul keagamaan kayak kamu…hehe”
Sifa         :”Yey koq gitu sih. Biar ekskul keagamaan tapi cakep kan??,,,haha”
Rini         :”Hem,,, ngehibur diri yah???,,,haha juga”
Sifa         :”Ih mang bener koq,,,hehe. Duh Rin aku jadi parno gini sih…”
Rini         :”Terlalu didramatisir kali. Atau mungkin kamu mang beneran suka ama Fachri??? Ayo ngaku!”
Sifa         :”Hah SUKA ?? ahh ga mungkin (bohong bgtt nehh) heu^_^
Ketika aku dan Rini pergi menuju perpustakaan, kami berpapasan dengan Fachri dan temannya. Aku memberi kode pada Rini bahwa ada Fachri didepan kami. Dan kejadian yang sama terulang lagi, dia menatap tajam kearah kami. Tak ada senyum yang dia torehkan pada kami. Rini mengetahui hal ini, mungkin kali ini dia akan percaya padaku.
Sifa         :”Tuh kan Rin, dia natap tajem banget”
Rini         :”Iya juga ya,, tumben dia gitu,, dugaan kamu sedikit bener…”
Sifa         :”Koq sedikit sih udah jelas gitu…!”
Rini         :”hem ga tau akh,, aku takut ntar kamu dibuat GR ama dia…”
Sifa         :”Eh iya juga sih,, koq aku ribet sih….. arrgggghhhhhhhhhhhhhhhhh . . . . . . . .”

Tidak ada komentar: