SEBUAH KISAH SEBAGAI BAHAN RENUNGAN
Suatu hari seorang pekerja proyek naik ke lantai gedung paling tinggi. Saat
berada diatas, ia harus menyampaikan sesuatu yang penting pada temannya yang
berada dibawah. Sekuat tenaga ia berteriak memanggil-manggil temannya itu,
namun yang dipanggil tidak mendengar sedikitpun lantaran suara bising mesin dan
kendaraan proyek. Tak lama kemudian ia puny aide, untuk menarik perhatian
temannya itu dilemparnya sebuah koin yang jatuh didepan temannya. Temannya itu
menghentikan pekerjaannya, mengambil uang itu lalu melanjutkan kembali
pekerjaannya. Tiga kali diulangi tiga kali pula temannya itu tak bergeming.
Merasa jengkel dengan sikap temannya yang tetap cuek setelah mengantongi uang
itu, pekerja yang diatas melempar kerikil dan jatuh tepat diatas batok kepala temannya
yang ada dibawah tadi. Sambil meringis lantaran sakit, ia pun mendongakan
kepalanya keatas. Saat itulah pekerja yang bertengkar disana baru bisa
menyampaikna pesan penting tersebut.
Ilustrasi diatas adalah potret kecil dari kehidupan kita
sehari-hari. Terkadang ALLAH harus menjatuhkan kerikil-kerikil untuk membuat kiat
mengadahkan wajah pada-Nya. padahal tidak sedikit nikmat dan karunia yang
diberikan, namun semua itu tidak cukup mengadahkan wajah pada-Nya, tidak cukup
membuat kita bersyukur tapi justru sebaliknya kita makin terlena. Semua masalah
yang kita hadapi, semua cobaan yang kita temui, semua kejadian yang kita alami
semua itu hanya batu kecil hanya kerikil yang ALLAH jatuhkan agar kita kembali
ingat pada-Nya. so, kerikil itu harusnya membuat kita semakin arif dalam
menjalani hidup.
Lalu suara bising itu adalah fasilitas dunia yang sering
kali bikin kita terlena hingga lupa diri, mengabaikan kebahagiaan hidup yang
lebih abadi. Semua itu adalah godaan, sayangnya kita lebih tertarik dengan
godaan atau racun itu ketimbang menghindarinya. Kita lebih disibukkan dengan
urusan dunia hingga lupa kewajiban mengingat-Nya.
Dan salahkah yang ‘punya kehidupan’ menegur kealpaan
umat-Nya?
Jadilah pekerja yang peka, yang bila berada ditempat
sebising apapun tetap bisa mendengar seruan Yang Di Atas. Dengan kata lain
jadilah manusia santun yang tetap mengingat kebesaran-Nya tanpa harus dijatuhi
kerikil. Sebab Cuma manusia bodoh yang untuk bisa mendongak keatas harus
ditimpuk terlebih dahulu.
cr : berbagai sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar