Angin berhembus disertai debu yang bergulung-gulung
menambah panasnya suasana siang ini. Padahal masih jam 10 pagi namun terik
matahari seolah membakar tubuh ini. Seperti biasanya aku mulai bergegas dalam
pekerjaanku. Pada saat seperti ini aku sibuk mengontrol kondisi pasien yang
rata-rata berusia masih dibilang “anak-anak”. Senyuman ramah, sapaan hangat tak
luput kuperlihatkan setiap saat. Siapa yang tega melihat kondisi mengerikan
disaat mereka sebagian besar pasien di sebuah klinik harus berjuang dalam ketidaknyamanan
negerinya sendiri. Suriah, sebuah negara yang kutempati sekarang. Aku bekerja
menjadi dokter sukarelawan selama enam bulan kebelakang. Situasi politik yang
memanas membuat negeri ini harus terkoyak oleh perang antarsaudara. Mereka,
yang tidak berdosa terkadang harus menerima nasib seperti ini. Menyedihkan.
“Khaifahaluk Ummi? Bagaimana kondisi Ahmad sekarang?”
“Bi khair, syukran yaa ukhty. Ahmad sudah merasa membaik
hari ini.”
Begitu sapaanku terhadap salah satu keluarga pasien.
Keluarga Ahmad merupakan korban dari sekian ratusan warga yang mengalami nasib
naas. Ketika bermain dihalaman rumah, kaki
Ahmad terkena serpihan kaca mobil yang tiba-tiba meledak didekatnya.
Penyelidikan sementara bahwa mobil tersebut berisi bom bunuh diri. Sehingga segera
keluarga Ahmad mengungsi dari kawasan tempat tinggalnya dan beralih ke tempat
yang lebih aman dikawasan Attaba.
“Bu dokter!” Sapa orang yang langsung membuatku berbalik
badan ketika hendak menuju ruang obat.
“Ya. Oh, Ummi Syafa ada apa?” Jawabku perlahan mendekati
seorang ibu paruh baya. Beliau kelahiran Indonesia namun telah lama tinggal di
Suriah.
“Esok satu ramadhan, kamu tidak menghubungi keluargamu di
Indonesia? Kamu terlalu sibuk dengan pekerjaanmu disini.”
Aku terpana sejenak. Ya, bagaimana dengan kabar
keluargaku disana? Ibuku, satu-satunya perempuan terbaik yang kucintai didunia
ini, kakakku Mas Danu beserta istrinya Mbak Anis, satu-satunya saudara yang kutitipkan
agar menjaga Ibu. Aku bahkan telah lama tidak mengabari di rumah beberapa minggu
kebelakang. Mungkin karena kesibukanku disini. Masya Allah.
“Yaa Ummi, syukran telah mengingatkan. Ba’da maghrib
Insya Allah aku hubungi mereka.”
Suriah, salah satu negara yang berada di kawasan timur
tengah