Jumat, 16 November 2012

OSD Remaja Inspirasi Abad 20

Buku Pertama "Melukis Pelangi"



        Melukis Pelangi adalah sebuah buku yang ditulis oleh Oki Setiana Dewi yang berisikan kisah perjalanan hidupnya dari kecil hingga saat ini. Buku ini dibuat berdasarkan pemikiran dan catatan hariannya yang telah ia tulis sejak kecil.
 
          Oki adalah seorang anak perempuan yang sangat senang berbagi, bersemangat, pemberani, dan tidak pantang menyerah. Dari kecil ia telah punya penghasilan sendiri dari hasil menjadi mc atau model. Ia adalah orang yang senang mencoba sesuatu dan tidak akan berhenti melakukannya sampai berhasil. Cita-cita dan ambisi terbesarnya adalah menjadi seorang artis besar yang terkenal. Berbekal dengan tekad, impian, dan harapannya, maka ia memutuskan untuk merantau ke Jakarta dan melanjutkan pendidikan di sana.

pengalamannya sebagai seorang yang telah dari kecil menempuh bidang seni dan peran membuatnya sangat percaya diri dengan penampilan dan bakatnya. Kemudian, ia bersekolah di SMA Depok yang rata-rata teman-temannya memakai jilbab, sementara saat itu ia belum memakai jilbab. Demi impiannya, ia rela berpanas-panasan demi mencari rumah produksi agar ia mendapatkan perannya. Setelah melalui perjuangan yang panjang, ia akhirnya mendapatkan peran figuran di sana.


          Titik balik kehidupannya adalah pada saat ia mendapat kabar kalau ibunya sakit, dan itu sangat membuatnya sedih. Ia memutuskan untuk berjilbab dan mulai menapaki hidup yang baru dengan jilbabnya. Ia mengubah kebiasaan lamanya, dan mulai rajin melaksanakan ibadah, dan meneguhkan pendiriannya. Ia tidak lupa dengan cita-citanya, dan menyadari bahwa ada pandangan-pandangan orang yang berubah karena perubahannya, termasuk pandangan dari keluarganya sendiri. Oki tetap teguh pada pendiriannya, sekalipun ada satu kesempatan emas dalam hidupnya untuk memainkan peran utama dalam sebuah FTV. Hanya saja ia tidak mau membuka jilbabnya demi peran itu. Ia mengabaikan pendapat sinis orang-orang tentang jilbabnya, dan terus kukuh dengan pendiriannya. Hingga akhirnya ia mendapatkan satu kesempatan emas yang sangat baik dalam mewujudkan impiannya. Casting Film Ketika Cinta Bertasbih adalah jawaban dari semua doa dan impiannya. Ia tidak harus membuka jilbabnya, dan ia mendapatkan peran utama sebagai Anna tanpa disangka-sangka karena ia tidak memilih peran itu sebelumnya.

          Oki bisa menggambarkan kisah hidupnya dengan sangat baik. Banyak nilai yang bisa diambil dari buku ini, dan anda tidak akan bosan membacanya. Ia menggambarkan dengan detail kisah hidupnya, pemikirannya dan perubahan dirinya.


_________________________________________________________________________________


Pendapat :
Menurut mimin kisah perjalanan mbak Oki sangat menakjubkan, ini adalah sebuah perjuangan seorang remaja dalam menemukan jati dirinya. Mbak Oki sangat tegar dalam menghadapi ujian demi ujian atas niat kekonsistenan beliau. Tak dipungkiri bahwa mbak Oki memang memiliki kemampuan yang luar biasa. Selain mahir menjadi MC atau model,  beliau mahir dalam membuat karya sastra. Abad 20 telah menemukan bintang baru dalam dunia kepenulisan, OKI SETIANA DEWI remaja penuh inspirasi.

Credit by Yeppo

Cianjur Punya Apa ???


SEJARAH GUNUNG PADANG

“Gunung Padang” adalah nama yang diberikan kepada sebuah situs (tempat peninggalan kebudayaan purbakala) berupa bangunan punden berundak sehingga menyerupai sebuah bukit/gunung. Situs Gunung Padang terletak di sebuah kawasan di antara Cianjur bagian utara dan Cianjur bagian selatan, sekitar 25 km sebelah selatan barat daya kota Cianjur. Berdasarkan pengukuran GPS, lokasi situs ini berada pada koordinat 06°59,522’ LS dan 107°03,363 BT pada ketinggian 894 m dpl di dasar situs. Lokasi dapat ditempuh menggunakan kendaraan bus kecil (tidak dapat sampai lokasi, 3 km sebelum lokasi harus berhenti), mobil jeep dan sejenisnya (bukan sedan) sampai lokasi, atau motor sampai lokasi.
Kondisi jalan bervariasi dari buruk sampai bagus dengan dominan sedang. Dari kota Cianjur, lokasi dapat ditempuh menuju Sukabumi, kemudian berbelok ke arah jalan menuju Warungkondang dan Kancana sampai ke Lampegan. Sebelum sampai Lampegan, yang merupakan stasiun peninggalan Belanda, ada jalan berbelok menuju situs Gunung Padang. Papan petunjuk jalan lokasi situs cukup membantu. Perjalanan ke arah situs berada di kawasan perkebunan teh. Secara administratif, situs ini termasuk ke dalam Desa Karyamukti, Kecamatan Cempaka, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Situs ini ada dalam pengelolaan Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Serang.
Situs Gunung Padang merupakan Punden Berundak yang tidak simetris, berbeda dengan punden berundak simetris seperti Borrobudur, juga berbeda dengan punden berundak simetris lainnya yang ditemukan di Jawa Barat seperti situs Lebak Sibedug di Banten Selatan. Sebuah punden berundak tidak simetris menunjukkan bahwa pembangunan punden ini mementingkan satu arah saja ke mana bagunan ini menghadap.
Situs Gunung Padang terdiri atas lima teras (tingkatan). Dasar situs terdapat di 06°59,522’ LS , 107°03,363 BT lokasi ketinggian 894 m dpl (di atas permukaan laut), data setiap teras adalah sebagai berikut:
  1. teras pertama berada di lokasi 06°59,617’ LS dan 107°03,367 BT pada ketinggian 983 m dpl, arah teras menghadap ke mataangin utara baratlaut (azimut 335° UT),
  2. teras kedua berada di lokasi 06°59,631’ LS dan 107°03,373 BT pada ketinggian 985 m dpl, arah teras menghadap ke mataangin utara baratlaut (azimut 337° UT),
  3. teras ketiga berada di lokasi 06°59,652’ LS dan 107°03,381 BT pada ketinggian 986 m dpl, arah teras menghadap ke mataangin utara baratlaut (azimut 335° UT),
  4. teras keempat berada di lokasi 06°59,658’ LS dan 107°03,380 BT pada ketinggian 987,5 m dpl, arah teras menghadap ke mataangin utarabaratlaut (azimut 330° UT).
  5. teras kelima berada di lokasi 06°59,666’ LS dan 107°03,383 BT pada ketinggian 989 m dpl, arah teras menghadap ke mataangin utarabaratlaut (azimut 345° UT).
Berdasarkan data di atas, tinggi punden berundak situs Gunung Padang adalah 95 meter dengan arah utama teras menuju utara barat laut dengan rata‐rata orientasi (azimut 336,40 ° UT). Memperhatikan titik lokasi menurut garis lintang pada setiap teras, dapat dilihat bahwa dari teras 1 ke teras 5 membujur dari utara ke selatan dengan beda tinggi 6 m dari teras 1 ke teras 5.
Bahan bangunan pembuat situs adalah batu‐batu besar andesit, andesit basaltik, dan basal berbentuk tiang‐tiang dengan panjang dominan sekitar satu meter berdiameter dominan 20 cm. Tiang‐tiang batuan ini mempunyai sisi‐sisi membentuk segibanyak dengan bentuk dominan membentuk tiang batu empat sisi (tetragon) atau lima sisi (pentagon). Setiap teras mempunyai pola‐pola bangunan batu yang berbeda‐beda yang ditujukan untuk berbagai fungsi. Teras pertama merupakan teras terluas dengan jumlah batuan paling banyak, teras kedua berkurang jumlah batunya, teras ke‐3 sampai ke‐5 merupakan teras‐teras yang jumlah batuannya tidak banyak. Luas area ini secara keseluruhan dilaporkan sekitar tiga hektare (30.000 m2)dengan luas total lima teras 3132 m2 sehingga di beberapa publikasi internet dinyatakan sebagai situs megalitikum terluas di Asia Tenggara.
Ke sebelah utara baratlaut Gunung Padang terdapat Gunung Gede (2950 m dpl) pada jarak sekitar 25 km, di sebelah tenggara Gunung Gede terdapat puncak‐puncak lain yang membentuk kelurusan sekitar 330‐340° UT ke arah situs Gunung Padang, yaitu Gunung Kancana (1233 m dpl) dan Pasir (bukit) Pogor (999 m dpl).
Secara teknis, situs Gunung Padang pertama kali dilaporkan keberadaannya oleh peneliti kepurbakalaan zaman Belanda: N.J. Krom, seorang ahli kepurbakaan Hindu di Nusantara.
Laporan pertama tentang Gunung Padang muncul dalam laporan tahunan Dinas Purbakala Hindia Belanda tahun 1914 (Rapporten van den Oudheidkundigen Dienst in Nederlandsch‐Indie). N.J. Krom tidak melakukan penelitian mendalam atasnya, hanya menyebutkan bahwa situs ini diperkirakannya sebagai sebuah kuburan purbakala. Situs ini kemudian dilaporkan kembali keberadaannya pada tahun 1979 oleh penduduk setempat kepada penilik kebudayaan dari pemerintah daerah. Sejak itu, situs ini telah diteliti cukup mendalam meskipun masih menyisakan berbagai kontroversi. Para ahli purbakala atau yang meminati kepurbakalaan telah melakukan berbagai penelitian atas situs ini. Sebagian besar hasil penelitiannya tidak bisa diakses dengan mudah oleh umum, hanya tersimpan sebagai publikasi ilmiah profesional. Beberapa lembaga yang pernah melakukan penelitian di sini adalah: Direktorat Sejarah dan Purbakala, Pusat Penelitian dan Pengembangan Arkeologi Nasional, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Barat, Balai Arkeologi Bandung dan sebuah lembaga swasta Bandung Fe Institute.

KONTROVERSI SITUS GUNUNG PADANG
Dalam beberapa publikasi yang terutama beredar di internet, terdapat beberapa kontroversi yang signifikan atas situs ini, terutama tentang : (1) bahan bangunan pembuat situs apakah hasil alam atau manusia, dan (2) umur situs ini apakah prasejarah (sekitar 1500 SM) atau sejarah (abad ke‐15 saat Kerajaan Sunda‐Pajajaran).
·         Kontroversi pertama bisa diyakini bahwa bahan bangunan pembuat situs ini adalah hasil alam. Para interpreter meyakini bahwa batu‐batu pembuat situs berasal dari pembekuan magma andesit basaltik dan lava basaltik yang mendingin di permukaan membentuk struktur kekar‐kekar (retakan batuan) tiang (columnar jointing). Peta geologi Lembar Cianjur (Sudjatmiko, 1972, 2003) atau peta geologi Lembar Sindangbarang mengkonfirmasi hal ini.
Gunung Padang secara geologi merupakan salah satu perbukitan kompleks aliran lava andesitik dan lava basaltik yang membentuk punggungan‐punggungan tak beraturan dan puncak‐puncak yang kadang‐kadang curam. Batuan lava ini berumur Pliosen (5‐2 juta tahun yang lalu). Ketika magma dari bawah permukaan Bumi sebagai produk letusan gunungapi purba ini mencapai permukaan dan dikenal dengan nama lava, terjadi pendinginan serentak. Salah satu bentuk pendinginan serentak ini adalah pembentukan tiang‐tiang batuan lava andesit dan basal saat pendinginan terjadi dalam skala kecil dan terinci di seluruh badan lava. Arah tiang‐tiang ini akan tegak lurus terhadap arah aliran lava. Diperkirakan bahwa Gunung Padang pada 5‐2 juta tahun yang lalu (beberapa publikasi menyatakannya 2,1 juta tahun) merupakan sebuah punggungan atau bukit lava yang dibangun oleh lava andesit basaltik dan lava basal yang telah mengalami pendinginan membentuk tiang‐tiang batuan. Struktur tiang ini akan mengalami retak‐retak membentuk tiang‐tiang batu dengan panjang dan diameter tiang batu bervariasi dan setiap tiang dapat menunjukkan sisi‐sisi yang bervariasi dari 3‐12 sisi, tetapi yang terbanyak adalah 4‐6 sisi sebagai akibat proses pendinginan skala kecil. Tiang batu andesit dan basal di Gunung Padang dominan bersisi empat (tetragon) atau lima (pentagon).
Diperkirakan bahwa saat dibangun, para manusia pembangun situs ini telah menemukan bukit lava dengan banyak tiang‐tiang batu andesit dan basal yang sebagian tersingkap dan runtuhannya memenuhi dasar bukit dan sekitarnya, atau sebagian digali dari dalam bukit dalam proses membuatnya menjadi bentuk berundak‐undak. Puncak bukit dipapas, papasannya dijadikan pengisi bagian lerengnya agar tidak terlalu curam (seperti proses cut & fill dalam teknik sipil).
Dapat diyakini bahwa batu‐batu penyusun situs megalitik ini bukan hasil pemahatan yang dilakukan manusia para pembangun situs ini.
·         Kontroversi kedua adalah masalah umur pembangunan situs Gunung Padang. Masalah ini kiranya lebih sulit dipecahkan daripada masalah pertama. Para ahli arkeologi berdasarkan bentuk situs megalitikum ini dan kesebandingan regional menganggap umur situs ini adalah sekitar 1500 SM, dibangun oleh manusia‐manusia pendahulu penduduk Sunda di Jawa Barat. Tradisi‐tradisi megalitikum di seluruh dunia, terutama yang banyak ditemukan di Inggris berupa stone circles yaitu bangunan‐bangunan megalitikum yang ditujukan untuk menyembah Dewa Matahari, didirikan pada 4000‐1000 SM. Pendapat lain adalah ditemukannya ukiran berupa senjata tradisional Sunda berupa kujang dan tapak harimau pada dua buah batu di situs Gunung Padang membuat orang berpikir bahwa Prabu Siliwangi, raja Sunda pada abad ke‐15 merupakan pembangun situs ini.
Laporan perjalanan seorang pelancong Sunda, Bujangga Manik, seorang pangeran dari Kerajaan Sunda pada abad ke‐15, laporannya ditulis dalam bentuk sajak, ditulis di daun palem, dan kini tersimpan di Museum Bodleian, Oxford, Inggris kiranya bisa menjadi acuan solusi kontroversi umur situs Gunung Padang. Diperkirakan laporan tersebut selesai ditulis pada tahun 1511. Dalam beberapa penggalan sajaknya, di antaranya sang bujangga menulis sebagai berikut :
Eta huluna Ci Sokan nimu lemah kabuyutan/ na lemah nalingga manik/ teherna dek sri maliput/ sermangun nalingga payung/ nyanghareup ka Bahu Mitra/ ku ngaing geus dibabakan/ dibalay diundak‐undak/ dibalay sakulilingna/ ti handap ku mungkal datar/ sermangun ku mungkal bener/ ti luhur ku batu putih / diawuran manik asra/ carenang heuleutheuleutna/wangun tujuh guna aing / padanan deung pakayuan…”.
Bahasa Sunda kuno di atas mirip penggambarannya dengan kondisi punden berundak situs Gunung Padang yang juga kebetulan terletak tidak jauh dari hulu Sungai Cisokan. Sebagai sesama bangsawan dari Kerajaan Sunda tidaklah mungkin kalau Bujangga Manik tidak mengenal pembangun situs ini kalau memang Prabu Siliwangi.
Situs Gunung Padang diperkirakan memang situs prasejarah yang juga pernah dikunjungi oleh beberapa bangsawan Kerajaan Sunda pada abad ke‐15 dan menorehkan lambangnya pada batu‐batu yang ada di situs itu berupa senjata kujang dan tapak harimau Siliwangi.
Kebudayaan megalitik di Indonesia dominan berkembang pada masa ‘Kebudayaan Dongson’ pada zaman Logam (500 SM) (Sukmono, 1973, 1990). Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya banyak perhiasan dan peralatan dari perunggu pada artefak‐artefak megalitik seperti kubur batu. Kesulitan penentuan umur situs Gunung Padang adalah karena tidak/belum ditemukannya artefak‐artefak berupa manik‐manik atau peralatan terbuat dari perunggu. Penulis melakukan pengamatan apakah ada peralatan dari logam digunakan untuk membuat situs ini. Pada bilah‐bilah batu yang dijadikan alat musik, kelihatannya ada jejak penggunaan logam dalam pembuatan guratan dan lumpang pada bilah batu. Bila ini benar, maka umur situs ini bisa juga sekitar 500 SM. Atau bahwa situs ini dibangun secara berkala dalam rentang umur yang panjang bisa saja terjadi, misalnya dari tahun 1500‐500 SM.


credits by Yeppo


Rabu, 07 November 2012

DEAR ^__^



오늘 저녁 내 눈에 기억에 남을만한 이벤트에 대해,하고 싶은 말이있어.

나는 조용한 사람이었는데, 내가 인정한다. 어린 시절 이후로 소외된되었습니다. 난 그냥 집 주변에 놀고 있었는데, 내가 바깥 세상을 알고 부끄러 웠어. 난 그냥 일반 교사에서 어린 아이, 그리고 어머니가 직업이 없습니다. 사실은 소유하는 데 사용됩니다.

설정하는 경우, 5 년 후, 지금 생활. 모든 것은 아름다운 우정, 기쁨, 교육, 시설 및 기능 즐기실 수 있습니다. 기존의 운반 능력이 내 꿈을 달성 할 수 있습니다. 지금은 상상하기 자유 야, 내 마음은 활짝 열려갑니다. 음 느낌의 문제가 포함되어 있습니다. 이것은 지금하고 싶은 말 것입니다

내가 그에게 접근하기 싫습니다, ​​정말 내 상황에 당황했다. 하나는 내가 지능적으로 매우 쉽게 나는 좋은 친구가 할 수있는 능력을 포함한다는 것입니다.

지금 두 난 괴물이야 나 상황이 좋아해야 없습니다. 남자들이 많이 내게로 동정했다가 왜? 예이게 합리적이지만, 저 문제는 제가 adala 말하는 그들에게서 한대..............................

((oneul jeonyeog nae nun-e gieog-e nam-eulmanhan ibenteue daehae,hago sip-eun mal-iiss-eo. naneun joyonghan salam-ieossneunde, naega injeonghanda. eolin sijeol ihulo sooedoendoeeossseubnida. nan geunyang jib jubyeon-e nolgo iss-eossneunde, naega bakkat sesang-eul algo bukkeuleo woss-eo. nan geunyang ilban gyosa-eseo eolin ai, geuligo eomeoniga jig-eob-i eobs-seubnida. sasil-eun soyuhaneun de sayongdoebnida. seoljeong haneun gyeong-u , 5 nyeon hu, jigeum saenghwal . modeun geos-eun aleumdaun ujeong, gippeum , gyoyug, siseol mich gineung jeulgisil su issseubnida. gijon ui unban neunglyeog i nae kkum-eul dalseong hal su issseubnida. jigeum-eun sangsanghagi jayu ya , nae ma-eum-eun hwaljjag yeollyeo gabnida. eum neukkim ui munjega pohamdoeeo issseubnida. igeos-eun jigeum hago sip-eun mal geos-ibnida

naega geu ege jeobgeunhagi silh seubnida , ​​jeongmal nae sanghwang-e danghwang haessda. hana neun naega jineungjeog-eulo maeu swibge naneun joh-eun chinguga hal su-issneun neunglyeog-eul poham handaneun geos-ibnida.

jigeum du nan goemul-iya na sanghwang-i joh-a haeya eobs-seubnida. namjadeul i manh-i naegelo dongjeong haessda ga wae ? ye ige hablijeog ijiman, jeomunjeneun jega adala malhaneun geudeul-egeseo handae))

Cerpen - Pekanan FLP Cianjur



Genre  : Cerita Pendek
Tema   : Aku, FLP dan Dakwah Kepenulisan
Karya  :
Yeppo

IZINKAN AKU UNTUK MENULISKAN SEBUAH KATA 

            “Farra !! tunggu !!” sapa orang dibelakangku dan ternyata itu adalah Nayla sahabatku.
            “Yap Nay belum pulang?” jawabku diiringi dengan senyuman
            “Sore ini ada kumpulan anak-anak Literat, ikut yuk?”
            Mwo !!, jeongmal? (dibaca : apa!! benarkah?) aku anak science mana mungkin aku diizinkan untuk ikut?”
            “Hei apa kau bodoh? Tak akan ada yang mengenalimu Farra sayang” dia setengah berbisik di telingaku “ingat, ini adalah kesempatan untukmu belajar sastra, bukankah kau senang menulis?” senyum liciknya mengembang
            Berfikir sejenak, menerawang dan “Yap aku memang ingin menjadi penulis, baik aku akan ikut” senyumku melebar dan kami pun berjabat tangan. Ada sesuatu yang kurasakan, rasa takut dan ragu namun kuyakinkan agar aku ikut perkumpulan anak-anak sastra itu. Mungkin dengan mengikutinya aku akan ada tambahan ilmu kesastraan.
            Aku Farra, FARRA RAHMAWATI, mahasiswi salahsatu Perguruan Tinggi Negeri di Bandung. Hobiku memang menulis namun entahlah mengapa aku memilih kelas Science tepatnya Fisika sebagai studiku. Aneh memang. Keseharianku normal, seperti biasanya aku berangkat kuliah pagi hingga siang hari. Aku duduk di semester awal. Masa transisi di awal kuliah adalah masa-masa sulit, dimana aku melepas masa SMA-ku dan mulai meraih masa-masa baru.  Aku dan Nayla adalah sahabat dekat, sebenarnya kami berasal dari Cianjur, hobi kami memang sama yaitu dibidang tulis menulis namun dia duduk di kelas Sastra Inggris, sangat berbeda denganku. Di sore itu aku memutuskan untuk mengikuti perkumpulan anak-anak Literat, disana adalah perkumpulan anak-anak sastra baik itu sastra Indonesia, Inggris, Jerman maupun Jepang. Tentunya ada semua mahasiswa dan mahasiswi semua semester disana. Ragu memang, ada rasa khawatir takut ketahuan tapi tenang saja kan ada Nayla, dia sahabat yang akan membelaku, menemaniku dan menjagaku, hehe.
            “Ayolah Farra, cepetan dikit napa, udah jam 4 nih ayo . .” ucap Nayla sembari menarik pergelangan tanganku
            “Tunggu Nay sakit tauk! Sudahlah itu hanya sebuah perkumpulan bukan? Terlambat adalah hal yang wajar”
            “Aduh, aku gak mau telat pokoknya ayo cepetan!” kali ini Nayla benar-benar serius, raut mukanya berbeda. Segera aku mempercepat langkah kakiku
            Akhirnya kami sampai pada perkumpulan ini, memang benar ini adalah perkumpulan anak-anak yang handal dalam berkarya sastra. Tempatnya hanya di sebuah taman, namun taman disini memang nyaman, kami duduk-duduk dibawah pohon rindang. Aku mendapatkan pengalaman baru disini. Ada yang beradu bakat dalam acting drama, musikalisasi puisi, sampai ada yang belajar ber-orasi. Wow aku sangat takjub, materi yang disajikan begitu menarik dan interaktif. Benar apa kata Nayla, terlambat memang berlaku pada momen lain namun rugi jika pada momen seperti ini. Setelah selesai kami berdua pulang ke kost-an. Kami satu kost-an alias satu kamar, maklum untuk meminimalisir anggaran. Kami pulang sebelum adzan maghrib berkumandang. Segera kami menunaikan shalat maghrib berjamaah dan tilawah beberapa ayat. Dilanjutkan dengan acara masing-masing. Nayla memutuskan untuk belajar, berkutat dengan buku pegangan Inggrisnya, esok hari akan ada presentasi tugas katanya. Sedangkan aku, aku hanya mengambil sebuah Notebook, kuletakan diatas pahaku dan mulai bernostalgia menuliskan semua yang kurasakan pada sebuah tulisan. Kelak aku akan menjadi penulis tapi aku malas menyerahkan atau mengirimkan tulisanku kepada media, padahal sahabatku Nayla sudah berkali-kali tulisannya dimuat di media jurnalistik, tentunya dengan kemahiran mengolah kosakata Inggrisnya, benar-benar  menakjubkan! Satu anugerah terindah dalam hidupku, Allah mempertemukanku dengan sahabat seperti Nayla yang rendah hati, bersahabat dan tentunya mahir berkarya.
            Keesokan harinya seperti biasa kami berangkat bersama. Kami menuju kelas masing-masing.
            “Farr aku duluan ya? Hwaiting!!!” tiba-tiba dia mengucapkan salahsatu kosakata bahas Korea, keningku mengkerut tapi senyumku melebar. Tak kusangka dia tahu sedikit kosakata Bahasa Korea, bahasa yang sedang kupelajari sekarang.
            Nde, hwaiting!!! Jeongmal gomawo . . Josimae ! (baca : hati-hati!)” kami berpisah menuju kelas masing-masing
            Aku mengikuti kelas dengan baik, mata kuliah hari ini adalah Pengantar Fisika, dosen yang sangat aku suka dan banggakan. Bagaimana tidak, beliau mengajar dengan sangat baik, tak hanya teori yang dijabarkan melainkan praktek. Aku mengenal dunia science tak hanya berdasarkan teori saja namun dengan secara langsung. Seusai kelas Pengantar Fisika dilanjut dengan mata kuliah umum Bahasa Indonesia. Kali ini bukan hanya suka, aku malah antusias mengikutinya. Waktu semakin berlalu, saatnya jam pulang. Aku mengirim pesan singkat pada Nayla agar kita pulang bersama. Aku menunggu di emperan Mesjid Kampus kami. Kutunaikan terlebih dahulu shalat dzuhur. Hampir setengah jam aku menunggu Nayla dan akhirnya muncul juga. Dengan tergopoh-gopoh dia bergegas menghampiriku.
            I’m sorry my sweety friend cause u must wait me long time . .” nafasnya tersendak-sendak, segera ia membuka kemasan air mineral yang dibawanya dan langsung menenggak air tersebut.
            Gwenchanaeyo . . “ jawabku singkat
            By any chance, do u have a lunch? Lets we go to lunch together . . aku traktir ya . .” dia merayuku dan menarik-narik lenganku
            Wait, do u have to prayer this time?” mataku menerawang paras cantik sahabatku ini
            Done, shalat is number one!” tegasnya
            Aku dan Nayla akhirnya mencari sebuah warung nasi disekitar kampus, kami memesan nasi rames. Kami bercerita banyak tentang kuliah kami padahal sering sekali kami menceritakannya tetapi tak henti-hentinya itu menjadi bahasan pokok setiap perbincangan kami. Dimulai dari teman-teman baru kami, pengalaman belajar kami, semua tercurah dalam perbincangan siang itu. Seusai makan siang kami bergegas pulang, tak lupa kami membeli nasi bungkus untuk makan malam. Sesampai di kost-an kami langsung merebahkan di tempat tidur masing-masing. Seharian ini memang melelahkan, berjalan menyusuri kampus demi masuk kedalam kelas studi kami butuh perjuangan. Karena Kampusku memang luas dan semua ditempuh dengan jalan kaki.
            Malam hari kembali kepada kesibukan masing-masing, aku memutuskan untuk mendengarkan lagu-lagu berbahasa asing, kupilih lagu Korea.
Nae mal deureo jullae amu malgo haji malgo
Na sasireun neomuna buranhae naega eobsneun haru
Eotthoke gyeondilji jeongmal molla
Uri kkeuti aniraneunneungeol ara
Naega eobsneun binjarie honja apa uljineun ma
Nae mamsoge ojik neo ne mamsoge ojik na
Seoro dalmaganeun moseubi
Saeange ppajyeo itdaneun geot
Gateun haneul dareun geot urin jamsi tteoreojyeo
Jigeum I sungan yeongwonhi itji malgo gieokhae
. . . . . . . .
(Cho Kyuhyun – Ojik noe)
***
            Suatu siang aku tak pulang bersama dengan Nayla, ah entahlah anak itu pergi kemana. Pesan singkatku tak dibalas, teleponku tak kunjung dia angkat. Dia memang sangat sibuk, aktivitasnya banyak sekali. Dibanding dia, aku memang lebih minat berdiam diri, membaca buku, mengerjakan tugas tak terkecuali pun menulis. Sepulang nanti akan kutanyakan mengapa dia menghilang begitu saja, hmm Nayla  . . . .
            “Assalamu’alaikum . .” ada yang mengetok pintu kost-an
            “Ah itu pasti Nayla . .” segera kubuka pintu dan dugaanku tentu benar
            I’m sorry Farra, aku tak mengabarimu . .” dia langsung memelukku
            Anniyo, aku benar-benar marah arraseo???” kami sering beradu bahasa asing saat percakapan
            Please forgive me my sweety” matanya memelas
            “Kau tak membalas pesan singkatku, bahkan teleponku tak kau angkat pula. Hmm WAEYO? (baca : kenapa?) tatapannya kubalas dengan tatapan serius
            “Aku baru saja bergabung di FLP, kau tahu kan FLP itu apa? Bagaimana kalau kau ikut komunitas ini?”
            MWO ?, hmm . . .”
            Jebal (baca : please) . .
            Anni anni, berjanjilah padaku terlebih dahulu untuk selalu mengabariku disaat kau berada dalam kondisi apapun, eotthoke? (baca : bagaimana?)”
            I know, hmm OK! I’m promise, SO forgive me please . .
            Jeoseumnida . . kajja kita menjadi penulis!!! Fighting!!!
            Hwaiting!!!” senyum kami melebar, suasana mencair seketika
            Kini hari-hari tak kulewati seperti biasanya, biasanya aku hanya duduk-duduk berdiam diri saja, entah itu bernostalgia atau mengerjakan tugas, atau jalan-jalan, dan sebagainya, kali ini aku menyibukkan diri bersama Nayla di komunitas FLP cabang Bandung. Kini aku semakin bersemangat untuk menulis, ya meskipun kadangkala aku merasa malas. Hobiku memang menulis tetapi belum untuk memperlihatkannya pada orang lain. Namun begitu akan kucoba dunia baru ini, dunia penuh tantangan, dunia penuh warna. IZINKAN AKU UNTUK MENULISKAN SEBUAH KATA.

Sekian . . .

Puisi - SARANGHAMNIDA ((사랑합니다))

Mereka tak akan mudah memahami ketika cinta mulai datang menghampiri
Ketika semuanya pergi meninggalkanmu sendirian
Tetapi cinta mampu menyatukan semuanya
Bahagia menangis tertawa atau bahkan kecewa
Semua dapat disatukan dengan cinta

Kau bahkan tak mengerti
Bahwa cinta memiliki arti tersendiri
Semua orang bisa merasakannya namun tidak dengan warna yang sama
Semua orang bisa saja mengerti namun tidak dengan kesepahaman yang sama

Berharaplah cinta akan datang suatu saat nanti
Ketika dunia tak lagi memberi kesenangan untukmu
Ketika dunia tak lagi peduli dengan keadaanmu
Ketika semua yang kau inginkan tak dapat kau raih
Tetapi cinta memberikan segalanya

Cintailah kepada yang berhak mencintaimu„
Salam dari seseorang yang selalu berharap akan cintamu





They will not be easy to understand when love begins to come over
When everything is going to leave you alone
But love can bring together all
Happy laugh or even cry disappointed
All can be put together with love

You do not even know
That love has its own meaning
Everyone can feel it but not of the same color
Everyone could understand, but not with the same understanding

Hope love will come someday
When the world no longer gives you joy
When the world was no longer concerned with how things were
When all you want you can not reach
But love can give everything

Love to those entitled to love„
Greetings from someone who always demand will love

TEGAS ! PINTAR atau BODOH !


SEBUAH KISAH SEBAGAI BAHAN RENUNGAN




Suatu hari seorang pekerja proyek  naik ke lantai gedung paling tinggi. Saat berada diatas, ia harus menyampaikan sesuatu yang penting pada temannya yang berada dibawah. Sekuat tenaga ia berteriak memanggil-manggil temannya itu, namun yang dipanggil tidak mendengar sedikitpun lantaran suara bising mesin dan kendaraan proyek. Tak lama kemudian ia puny aide, untuk menarik perhatian temannya itu dilemparnya sebuah koin yang jatuh didepan temannya. Temannya itu menghentikan pekerjaannya, mengambil uang itu lalu melanjutkan kembali pekerjaannya. Tiga kali diulangi tiga kali pula temannya itu tak bergeming. Merasa jengkel dengan sikap temannya yang tetap cuek setelah mengantongi uang itu, pekerja yang diatas melempar kerikil dan jatuh tepat diatas batok kepala temannya yang ada dibawah tadi. Sambil meringis lantaran sakit, ia pun mendongakan kepalanya keatas. Saat itulah pekerja yang bertengkar disana baru bisa menyampaikna pesan penting tersebut.

Ilustrasi diatas adalah potret kecil dari kehidupan kita sehari-hari. Terkadang ALLAH harus menjatuhkan kerikil-kerikil untuk membuat kiat mengadahkan wajah pada-Nya. padahal tidak sedikit nikmat dan karunia yang diberikan, namun semua itu tidak cukup mengadahkan wajah pada-Nya, tidak cukup membuat kita bersyukur tapi justru sebaliknya kita makin terlena. Semua masalah yang kita hadapi, semua cobaan yang kita temui, semua kejadian yang kita alami semua itu hanya batu kecil hanya kerikil yang ALLAH jatuhkan agar kita kembali ingat pada-Nya. so, kerikil itu harusnya membuat kita semakin arif dalam menjalani hidup.

Lalu suara bising itu adalah fasilitas dunia yang sering kali bikin kita terlena hingga lupa diri, mengabaikan kebahagiaan hidup yang lebih abadi. Semua itu adalah godaan, sayangnya kita lebih tertarik dengan godaan atau racun itu ketimbang menghindarinya. Kita lebih disibukkan dengan urusan dunia hingga lupa kewajiban mengingat-Nya.

Dan salahkah yang ‘punya kehidupan’ menegur kealpaan umat-Nya?

Jadilah pekerja yang peka, yang bila berada ditempat sebising apapun tetap bisa mendengar seruan Yang Di Atas. Dengan kata lain jadilah manusia santun yang tetap mengingat kebesaran-Nya tanpa harus dijatuhi kerikil. Sebab Cuma manusia bodoh yang untuk bisa mendongak keatas harus ditimpuk terlebih dahulu.



cr : berbagai sumber

Senin, 05 November 2012

Asrama Hogwarts


annyeong haseyo,, chingudeul kalian masuk mana??? berdasarkan test sih author masuk kelas "Ravenclaw" mengandalkan kecerdasan dan jenaka,, ini #EVIL ku mana #EVIL mu ???

Hogwarts memiliki 4 asrama yang diberi nama sesuai dengan keempat pendiri Hogwarts: Gryffindor, Slytherin, Ravenclaw, dan Hufflepuff. Asrama-asrama itu saling berkompetisi sepanjang tahun sekolah, dengan cara mendapatkan poin atau kehilangan poin dalam berbagai acara untuk memenangkan Piala Asrama (contohnya jika siswa dapat dengan benar menjawab pertanyaan di kelas,siswa bisa mendapatkan lima poin atau sepuluh poin; keterlambatan masuk ke dalam kelas dapat mengurangi sepuluh poin. Setiap asrama juga memiliki tim Quidditch tersendiri yang saling berkompetisi untuk memenangkan Piala Quidditch. Kedua pertandingan ini menumbuhkan persaingan di antara para penghuni asrama. Asrama-asrama di Hogwarts merupakan komunitas kehidupan dan pembelajaran bagi para siswa. Setiap asrama berada di bawah otoritas dari salah satu anggota staf Hogwarts. Kepala asrama, sebagaimana mereka disebut, bertanggung jawab untuk memberikan informasi penting bagi siswa mereka, berurusan dengan masalah hukuman berat, dan menanggapi keadaan darurat yang terjadi di asrama mereka, serta hal-hal lainnya. Setiap tahun, kelompok siswa dari tiap tingkat yang sama, yang berasal dari asrama yang berbeda berbagi ruangan umum serta ruang kelas yang sama dalam asrama mereka. Ruang tidur dan ruang rekreasi dalam sebuah asrama merupakan pengecualian langka, yang tidak dapat dimasuki untuk siswa dari asrama-asrama lain.
Pada awal berdirinya Hogwarts, keempat pendiri memilih siswanya sendiri. Ketika para pendiri merasa khawatir bagaimana siswa akan dipilih jika mereka telah meninggal, Godric Gryffindor menanggalkan topinya dan masing-masing pendiri menambahkan pengetahuan kepada topi itu, sehingga hal ini memungkinkan Topi Seleksi untuk memilih siswa dengan menilai setiap siswa berdasarkan kualitas dan menempatkan mereka di asrama yang paling sesuai. Pilihan siswa dapat mempengaruhi keputusan topi itu: contoh yang paling jelas adalah pada saat Topi Seleksi memberitahu Harry bahwa dia akan berhasil dengan baik di Slytherin dalam buku yang pertama, tapi akhirnya menempatkan Harry di Gryffindor setelah Harry meminta untuk tidak menempatkan dirinya di Slytherin.
Para penerjemah edisi buku dari negara lain mengalami kesulitan untuk menerjemahkan konsep asrama, di mana sistem ini tidak mereka miliki di negara mereka, tidak ada kata yang tepat untuk menyampaikan betapa pentingnya rasa kepemilikan, kesetiaan,dan kebanggaan terhadap asramanya jika asrama mereka berhasil memenangkan Piala Asrama.

[sunting] Gryffindor
Nilai asrama Gryffindor adalah keberanian, kesetiaan, tekad kuat, dan memiliki sifat kepahlawanan. Lambang asrama adalah singa, dan warna asrama adalah merah dan emas. Kepala asramanya adalah guru Transfigurasi, Minerva McGonagall, dan hantu asramanya adalah Sir Nicholas de Mimsy-Porpington, yang lebih dikenal sebagai Nick Si Kepala Nyaris Putus. Pendiri asramanya adalah Godric Gryffindor.
Ruang rekreasi Gryffindor terletak di salah satu menara benteng tertinggi, pintu masuk yang terletak di lantai tujuh di sayap timur kastil dan dijaga oleh sebuah lukisan Nyonya Gemuk, yang mengenakan gaun merah muda. Dia mengizinkan siswa masuk hanya setelah siswa itu dapat memberikan kata kunci yang benar, seperti yang diketahui dalam buku yang ketiga, ketika Sirius Black mencoba memaksa masuk ke menara, hanya untuk dicegah masuk oleh Nyonya Gemuk setelah ia tidak bisa memberikan kata kunci yang benar. Dalam buku pertama, Neville Longbottom cenderung lupa kata kunci dan harus menunggu di dekat lukisan itu sampai siswa Gryffindor lainnya tiba untuk membukakan jalan baginya.[2]

[sunting] Hufflepuff
Nilai asrama Hufflepuff adalah kerja keras, toleransi, loyalitas, dan keadilan. Lambang asrama adalah luwak, dan warna asrama adalah kuning kenari dan hitam tengah malam. Kepala asramanya adalah guru Herbologi, Pomona Sprout, dan hantu asramanya adalah Si Rahib Gemuk The Fat Friar. Menurut Rowling, Hufflepuff memiliki hubungan dengan elemen bumi. Pendiri asrama ini adalah Helga Hufflepuff.
Asrama-asrama Hufflepuff dan ruangan umumnya terletak di suatu tempat di ruang bawah tanah. Pintu masuk ditemukan di belakang sebuah lukisan hidup di suatu tempat di dekat dapur, kata kunci diperlukan untuk masuk. Ruang rekreasi Hufflepuff diisi dengan hiasan kuning dan kursi-kursi empuk berlengan dan memiliki terowongan bawah tanah yang mengarah ke asrama, yang semuanya memiliki pintu bulat sempurna, seperti penutup drum (mirip seperti sarang luwak).[3]

[sunting] Ravenclaw
Nilai asrama Ravenclaw adalah kecerdasan, kreativitas, kegemaran belajar, dan kecerdasan. Lambang asramanya adalah seekor elang dan lambang warnanya adalah biru dan perunggu (biru dan abu-abu). Kepala asramanya adalah profesor Filius Flitwick, dan hantu asramanya adalah The Lady Grey. Menurut Rowling, Ravenclaw berhubungan erat dengan elemen udara. Pendiri asramanya adalah Rowena Ravenclaw.
Asrama-asrama Ravenclaw berlokasi di Menara Ravenclaw di sisi barat sekolah. Ruangan rekreasinya, seperti yang diungkapkan pada klimaks dari seri Deathly Hallows, berbentuk bulat dan penuh dengan hiasan biru dan kursi-kursi empuk, memiliki langit-langit berbentuk kubah yang dicat dengan bentuk bintang-bintang dan fitur patung replika Rowena yang sedang mengenakan mahkotanya. Harry juga mencatat bahwa, pada siang hari, anak-anak Ravenclaw "akan memiliki pemandangan spektakuler dari pegunungan sekitarnya." Sebuah teka-teki logis harus diselesaikan untuk mendapatkan ijin masuk, sedangkan ruang rekreasi Gryffindor, Hufflepuff dan Slytherin hanya membutuhkan kata kunci, hal ini menunjukkan bahwa mungkin akan menjadi lebih mudah bagi siswa dari asrama-asrama lain yang memiliki tingkat kecerdasan yang tinggi untuk memasuki ruang rekreasi Ravenclaw dibandingkan dengan asrama yang lain . Profesor McGonagall, kepala asrama Gryffindor, berhasil memecahkan teka-teki itu dengan akurat.

[sunting] Slytherin
Nilai asrama Slytherin adalah ambisi, kelicikan, kepemimpinan, kecerdikan, dan yang paling penting adalah memiliki darah penyihir murni. Lambang asrama Slytherin adalah ular, dan warna asramanya adalah hijau dan perak. Pendiri asramanya adalah Salazar Slytherin. Kepala asramanya adalah Severus Snape sampai menjelang akhir buku keenam. Kemudian, Horace Slughorn, kepala asrama yang sebelumnya, muncul dari masa pensiunnya mengambil alih kembali otoritas yang pernah dimilikinya. Hantu asrama Slytherin adalah Si Baron Berdarah, The Bloody Baron.[4] Asrama Slytherin dan ruang rekreasinya dapat dicapai melalui sebuah dinding batu yang sederhana di bawah tanah. Ruang rekreasi Slytherin berbentuk panjang, rendah, seperti gaya ruang bawah tanah, yang terletak di bawah Danau Hogwarts, dilengkapi dengan lampu hijau dan kursi berukir yang berlengan. Ruangan ini dijelaskan dalam buku kedua sebagai memiliki cahaya kehijauan.
Topi Seleksi mengklaim bahwa kemurnian darah adalah sebuah faktor dalam memilih Slytherin, meskipun hal ini tidak disebutkan sampai buku yang kelima. Tidak ada alasan untuk percaya, bagaimanapun, bahwa siswa kelahiran Muggle tidak dapat dipilih untuk berada di asrama tersebut, hanya siswa yang berdarah murni saja yang lebih diinginkan untuk masuk ke asrama tersebut, karena ada beberapa contoh darah campuran yang dimasukkan ke dalam asrama tersebut (seperti Snape dan Voldemort). Dalam buku Deathly Hallows sebuah kelompok Snatchers (polisi rahasia Kementerian) mengklaim bahwa tidak banyak darah lumpur (penyihir kelahiran-muggle) yang masuk ke Slytherin.
Ketika percaya bahwa Harry akan segera mati saat itu juga dan berpikir bahwa ia telah mendapatkan kemenangan akhir dalam genggamannya, Voldemort menyatakan niatnya untuk menghapuskan tiga asrama lain dan memaksa semua siswa Hogwarts untuk pindah ke Slytherin. Rencana ini digagalkan oleh kekalahan dan kematiannya sendiri, yang membuat Slytherin menjadi lebih lunak dalam hal kemurnian darah, tidak ada lagi sisa keinginan untuk mempertahankan darah murni seperti sebelumnya. Meskipun begitu, reputasi gelapnya tetap hidup hingga hari ini.

cr : wikipedia ensiklopedi berbahasa Indonesia

Puisi - I PAINTED IN A TONE OF SORROW

If you’re wondering what it is LOVE ..
Look in my eyes Love has left a trail of light there ..

If you’re wondering why that is ..
The answer is you ..

If there is still wondering why should you ..

I honestly do not know ..

Because words could no longer convey to you my cue
Who always looks at me in silence ..  
(especially) (because of love)